Tuesday, June 30, 2009

this is my reply ..


Kereta yang ku tumpangi hari itu mulai melaju perlahan.. meninggalkan pertemuan singkat kita setelah cukup lama terbuang dalam jalan panjang tak bertepi yang kita coba lalui dengan kesendirian kita masing-masing.
Tlah cukup lama mata ini tak menatap wujud mu kawan.. tapi selalu kudengar lika liku kisah manis dan pahit perjalananmu.

Kereta yang melaju hari itu semakin membawaku menjauh dari kotamu..
Sempat ku kunjungi dirimu, kudatangi dirimu dengan rindu yang terjawab tatap nanar memancarkan beban yang mungkin terasa letih tak terbagi dari tuturmu.. tersimpan ketidak berdayaan yang sekarang mengikat hari-hari mu kawan..

Kudapati perangkap kelam jiwa kini telah menyelimutimu dengan awan-awan nestapa..
Dirimu yang dulu begitu bersemangat menantang apapun yang kau jumpai di lingkar labirin pencarian makna hidup, kini tlah terlena oleh redup awan-awan gelap mencekam.
Sepertinya kau telah kalah kawan.. dengan kelumpuhan separuh tubuhmu itu..

Terasa tertahan perih dan airmata ini ketika sambutmu menerimaku di depan pintu itu..
Tapi tak kubiarkan jatuh dari langit-langit pelupuk mata ini..agar dapat kau lihat bahwa akupun tegar menghadapi semuanya.. sehingga dapat sejenak kau lepaskan beban itu kepadaku..karna kau melihatku tegar di hadapanmu sobat.

Teman..jangan kau katakan bahwa kini aku lebih baik dari mu..
tidak teman.. disini aku tak lebih baik dari yang kau kira
hanya saja keputus asaan mu telah menyangkanya demikian.. memenjarakan mu pada pahit tak berkesudahan.. yang sangkamu akan selalu menjadi bagianmu hingga akhir.
Tidak tidak..!! jangan berhenti disini ..
Aku ingat dulu saat-saat kita sama-sama pernah menjadi gila untuk mentertawakan warna-warna palsu yang kita lihat..
Aku ingat barisan kata dalam bait sebuah lagu yang selalu saja kau paksakan suara sumbang ini untuk menyanyikannya dengan iring petik gitarmu.. kini terngiang di renungku.
Kita pikir hujan di bulan November akan dapat selalu mengguyur membawa pergi penyangkalan kita akan rasa sakit di nadi ini.
Tak kah kau ingat teman..bahwa pernah kau dapati ajal hampir menjemputku tuk terbang jauh meninggalkanmu..

Tidak kah kau sadari kita telah lewati semuanya itu..dan sampai di hari ini..
Masa di mana kita Terjatuh..terjatuh dan terjatuh lalu bangkit dan berusaha tak terjatuh lagi telah kita tinggalkan jauh di belakang sana..
Lihat teman..diri ini.. masi sama.. kita masi sama.. masi mengejar mimpi-mimpi indah tuk dapat lagi tak tersisih.
Katamu kita hanya akan dapat sembuh jika maut telah memimpin langkah ini tuk pulang..
Tidak !! jangan pulang sekarang…

Kita dapat pulang nanti…dengan cara yang pantas kawan! Setidaknya jika di persimpangan jalan di depan sana tlah ku temukan arah tuk kita pulang.. kan kuberitahu itu padamu teman..tapi nanti bukan sekarang.

Rela tak akan ku panggil untuk hadir di hati ini melihat dirimu mendahuluiku menuju rumah penerimaan tuk kita.
Jangan sekarang teman.. jangan menyerah dengan diam mu.. dengan belenggu keputus asaan karena dirimu tlah tak berdaya sekarang.
Jangan hanya menunggu.. diam terpaku saja.. mari lanjutkan hari-hari yang tersisa dengan segenap apa yang kita mampu.. apa yang kita belum selesaikan.
Disini harap dan doaku terucap ke langit untukmu teman.. untuk kau dapat sembuh..
Untuk kau dapat merasakan sebuah kemenangan atas sebuah perjuangan yang tlah menghitamkan darah ini..darah kita yang merah..
Lepaskan takutmu tuk melihat kilau mentari seusai malam panjang yang selalu menyerang risaumu itu..
Jika nanti memang kau sudah harus berhenti di sisi jalan terjal itu.. berhentilah dengan penghabisan asa yang paling terakhir dari yang kau miliki.

Sebab darah itu merah teman ! semerah perjuangan ini untuk kluar dari pekat hitam jerat putus asa..


Tuk seorang teman disana..diantara putus asa dan harapan..
Ini adalah jawabku ! untuk apa yang kau pertanyakan..
Dan untuk semua dari kita yang pernah terjebak di bius hitam penawar lara sesaat.


We know my friend.. HE made us fall forever..with no end insight..
until we can understand that we are nothing without HIS grace !

andreas -

No comments:

Post a Comment