Monday, November 23, 2009

that's why it's called Cape of a Good Hope!
quote itu saya denger dari percakapan antara kapten kapal bahtera setelah mendapat citra satelit kepada para penumpang kapal tersebut. itu adalah cuplikan bagian akhir film 2012 yang sedang heboh2nya diputer di seluruh bioskop tanah air.
saya sendiri barusan nonton tadi,terdorong oleh rasa penasaran..kayak apa sih tu film. taunya setelah nonton,ternyata saya pikir biasa aja..critanya pun standar crita film2 sejenis seperti independence day nya will smith, armagedon nya bruce willis dll.
cuma mungkin bolehlah kita katakan mereka sangat berhasil didalam segi promosi sehingga hasilna emang benar2 membuat masyarakat penasaran.
well.. terlepas opini apapun tentang itu film, termasuk juga polemik mengenai kiamat or the end of the world yg di gambarkan di film itu, buat saya yg paling mengena di benak ini adalah quote percakapan di adegan akhir film tersebut seperti yg sudah saya tulis di atas.
entah kenapa.. hal itu begitu menarik saya.
dikisahkan setelah badai tsunami berlalu dan bahtera tersebut telah mengapung bebas di lautan luas, mereka menemukan bahwa benua afrika telah menjadi dataran paling tinggi di saat itu, dan untuk melanjutkan misi mereka demi kelangsungan hidup umat manusia. maka diputuskan untuk berlayar menuju kesana.
entah apa pula yg terlintas di pikiran sang kapten sehingga ia harus menceletukan sebaris kalimat itu "itulah mengapa tempat itu di namakan Tanjung Harapan/Cape of a good hope"

buat sebagian dari kita mungkin tak terasa asing mendengar nama itu : Cape of a good hope/Tanjung Harapan, jaman sekolah dulu itu kita pelajari dalam pelajaran geografi.
yaa..tanjung harapan adalah berupa tanjung yg berada di sepanjang pantai selatan benua afrika,
mari kita lihat sedikit sejarah mengenai Cape of a good hope ini :

Setelah perjanjian Thordesillas pelaut-pelaut Portugis di bawah pimpinan Bartholomeus Diaz mencoba mencari jalan keluar untuk menemukan dunia Timur (pusat rempah-rempah). Namun pelayarannya Bartholomeus Diaz hanya sampai di ujung Afrika Selatan (1486). Hal ini disebabkan oleh besarnya gelombang ombak Samudera Hindia, sehingga kapal-kapal yang dibawa oleh Bartholomeus Diaz tidak berhasil melewatinya. Oleh Bartholomeus Diaz tanjung itu dinamakan Tanjung Pengharapan (Cape og Good Hope atau Tanjung Harapan sekarang).

jauh sebelumnya adalah berawal dari penemuan Copernicus yang di dukung oleh Galileo Galilei bahwa bumi itu bulat.
dahulu semua beranggapan bahwa bumi itu datar sehingga jika seseorang berlayar di laut menuju ujung laut maka ia akan terjatuh ke dalam jurang.
semuanya itu akhirnya terbantahkan langsung setelah teori heliosentris copernicus dibuktikan dengan pelayaran bangsa portugis di bawah pimpinan bartholomeus diaz.

saya tak mau berpanjang-panjang membahas sejarah cape of a good hope ini, tapi pada intinya : Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo-Galileo menyatakan bahwa bumi ini bulat. Pendapat ini memperkuat keberanian para pelaut (salah satunya Bartholomeus Diaz) karena orang yang berlayar ke dunia Timur tidak akan tersesat. Semakin ke Timur akan sampai ke tempat semula.

memang pada akhirnya Bartholomeus Diaz sendiri tidak berhasil melewati tanjung harapan tersebut, tapi ia lah orang pertama yang menyusurinya dan menamai nya. setelahnya pelaut2 berikutnya seperti vasco da gama dan alfonso d'alburque meneruskan pelayaran berikutnya menuju belahan dunia timur sehingga mereka mencapai malaka setelah melewati india.
tapi pelaut2 tersebut tentu tak akan pernah sampai ke timur andai tak pernah ada orang yang mencoba sebelumnya seperti yang di lakukan bartholomeus diaz tersebut.

mencapai belahan timur bumi di anggap suatu hal yang mustahil dilakukan sebelum di temukannya rute melewati tanjung harapan ini.
dan inilah kaitannya kenapa tanjung tersebut di sebut tanjung pengharapan/ Cape of a good hope.
karna memang pada saat itu (jangan bandingkan dengan pelayaran modern sekarang ya!).
karna rute yang melewati tanjung tersebutlah yang akhirnya memberi pengharapan jalan menuju belahan bumi bagian timur bagi orang-orang barat.

hal yang terlintas di pikiran saya pada saat adegan akhir film 2012 tersebut adalah sejenak menjadi terbayang seandainya saya hidup di abad ke 15an tersebut dan berada pada posisi seperti para pelaut itu ataupun juga menjadi seorang Bartholomeus Diaz.
tentu saya pun akan terjebak pada keputus asaan untuk dapat menemukan jalan ke timur layaknya para pelaut2 sebelum era Bartholomeus Diaz.

benak saya tersentuh pada kenyataan bukankah kehidupan ini sendiri kadang membawa kita pada suatu pelayaran yang berat untuk menemukan jalan pengharapan yg kita semua idamkan.
mungkin adakalanya kita semua terjebak terombang-ambing di tengah lautan kegelisahan akan pengharapan yang kita cari demi jalan keluar bagi permasalahan yang kita hadapi.
tapi sadar tak sadar..jika kita terus menggeliat menepiskan setiap tawaran keputus asaan yang mencoba menghentikan langkah kita untuk terus berusaha, saya percaya bahwa setiap usaha yang didasari iman kepercayaan dan pengharapan akan memampukan kita semua melakukan pelayaran melewati tanjung harapan- tanjung harapan yang kita miliki untuk sampai pada hasil akhir dari perjuangan akan pengharapan itu sendiri. yang tentu saja adalah sebuah hasil akhir yang sesuai seperti apa yang kita simpan kuat didalam pengharapan yang kita perjuangkan itu.

sejarah membuktikan bahwa dibalik setiap perjuangan selalu ada hasil yang tak pernah mengecewakan pengharapan itu sendiri.
sekecil dan sejauh apapun pengharapan itu asalkan kita setia untuk bergigih memperjuangkannya tak kan pernah menjadi sia-sia.
itu adalah bukti betapa yang namanya pengharapan merupakan sebuah bahan bakar untuk kita tetap move on,bergerak dan tidak berhenti dalam meraih sesuatu yang kita pikir adalah layak untuk kita dapatkan lewat perjuangan kita.

pengharapan adalah seperti bahan bakar bagi semua mesin motor, secanggih apapun jg sebuah kendaraan (entah itu kendaraan laut,udara atau darat), sehebat apapun juga sebuah kendaraan diciptakan tak akan mampu membawa seseorang sampai pada tempat tujuan tanpa adanya bahan bakar.

demikian juga hidup itu sendiri.. sehebat apapun kita merancang masa depan yg kita inginkan, secanggih apapun kita memperhitungkan segala segi resiko atas apa yang kita kerjakan, semantap apapun jg dari tekad kita untuk meraih sesuatu yang kita harus dapatkan-- tak akan pernah kita mencapai kepada itu semua tanpa adanya pengharapan itu sendiri sebagai bahan bakar mesin semangat kita!

saya hanya ingin berbagi bahwa dibalik semua tekad dan semangat juang kita untuk meraih sesuatu tak kan pernah menjadikan kita merasa harus untuk memperjuangkan itu semua jika kita tidak menyertai/menaruh pengharapan di dalam hati kita.
hanyalah pengharapan itu sendiri yang akan tetap menjaga nyala api semangat sehinggak tak padam walau harus berlayar melewati/ mengitari sebuah tanjung untuk menemukan jalan kluar bagi setiap masalah hidup..
anyway..bicara masalah hidup dan keharusan diri ini untuk berjuang melewatinya adalah sudah merupakan hal yang tak mungkin kita tawar untuk tidak menjadi bagian dari hidup kita ini.
justru must struglin' hard for the some parts of this life? that's life are for .. :)
tapi toh kita punya pengharapan sebagai bahan bakar mesin semangat kita untuk melaju terus di rel kehidupan yang akan membawa kita sampai di stasiun terakhir dimana segala sesuatu yang kita perjuangkan akan kita lihat hasilnya disitu ^^

last.. We can rejoice n givethank when we run into problems and trials, for we know that they are good for us – they help us learn to endure. And endurance develops strength of character in us, and character strengthens our confident expectation/HOPE! And this HOPE WILL NOT DISSAPOINT us n NEVER FAIL ..


-an-

UNCONDITIONAL LOVE !

Kata-kata yang saya denger dua minggu lalu sederhana aja, Cuma ketangkep sebaris kalimat di telinga ini “Bukan karna apa yang kita lakukan, sehingga DIA mencintai kita, gak ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk membuat Cinta NYA menjadi berkurang atau bertambah karena ini dan itu dari apa yang kita perbuat”

saya pernah mendengar kalimat sederhana serupa beberapa tahun lalu di kisaran 2005,
Sebuah kalimat yang akhirnya membawa penelusuran pikiran saya akan ketidak mungkinan hal tersebut.
Sesuatu yang tak masuk di akal sehat saya saat itu, bahkan cenderung tak percaya dan mengenyahkan pengertian bahwa DIA mempunyai sebuah Cinta yang tak bersyarat.

Cinta yang tak bersyarat or UNCONDITIONAL LOVE.
Cinta yang gak pernah mau tau dan peduli atau mengukur seberapa besar kebaikan yang telah kita lakukan. Atau seberapa juta kali kesalahan yang kita lakukan sehingga berakibat berkurangnya kadar Cinta itu untuk kita.

Mengetahui hal tersebut merupakan anugrah terbesar yang ada di dalam kehidupan ini.
Betapa tidak sang Pencipta Tuhan Maha Besar yang sedari mula menciptakan kita di bumi ini dengan tujuan tak lain dan tak bukan hanyalah untuk IA Cintai dengan CintaNYA yang besar dan tak bersyarat.

Bagaimana bisa? Begitu banyak dari kita yang berpikir bahwa Tuhan adalah pribadi yang begitu jauh.. jauh tak terlihat, tak tersentuh dan begitu agung sehingga harus kita dekati lewat doa-doa yang begitu kusyuk dengan lutut gemetar ketika kita merasa diri kita berdosa/bersalah atau dengan nyanyian pujian nyaring ketika kita merasa berbahagia.

Sedikit yang mengerti atau bahkan bisa di bilang jarang yang benar-benar mengetahui dan tidak sekedar tahu tapi juga merasakan bahwa DIA adalah pribadi yang dekat dan memiliki Cinta yang tak bersyarat (unconditional Love) untuk kita anak-anakNYA.

Entah kenapa sebelum saya sendiri benar-benar disadarkan bahwa demikian adanya Cinta yang diberikan olehNYA pada saya/kita, saya sendiri begitu sulit menerima kondisi yang seperti itu.. seolah bahwa itu bukanlah kenyataan tapi hanya sekedar dongeng penghibur diri bagi kita manusia, yang manakala ketika kita sudah berada pada posisi ‘aman’ dimana seolah kita tak memerlukan Cinta itu maka kita akan terlupakan oleh dongeng penghibur itu sendiri.

Membayangkan bahwa IA adalah seorang Ayah yang begitu penuh kasih untuk saya dan teman-teman semua adalah sesuatu yang begitu sulit untuk di terima, di karenakan pola pemikiran orang yang sudah terbentuk sekian lama sejak lahir menentukan bahwa Tuhan adalah sosok pribadi yang Agung, besar dan harus disembah dengan penuh ketakutan bilamana kita mendapati diri ini berdosa.
Hal itu disebabkan juga dengan berbagai konsep keagamaan yang telah ada sejak ribuan abad lalu pada masa-masa awal kehidupan manusia itu sendiri,
Sehingga itu yang masuk pada diri manusia selama ini.
Konsep agama apapun selalu menggambarkan sosok Tuhan yang Agung, penuh kuasa, yang marah jika kita melakukan kesalahan, dan yang akan sangat baik kepada kita jika kita berbuat kebaikan.
Semuanya adalah selalu soal hitung menghitung, jika kita lakukan A maka upah nya A, jika kita lakukan ini dan itu maka upahnya pun ini dan itu.
Semuanya penuh syarat ! jika kita ingin beribadah harus ini dan itu, ada ketentuan ketentuan yang mengatur harus seperti apa dan bagaimana kita jika kita ingin beribadah atau jika kita ingin diberkati oleh Tuhan.
Sehingga otomatis tanpa tersadari diri kita terbelenggu dengan konsep-konsep keagamaan tersebut.
Yang seharusnya sebagai manusia kita ini adalah mahluk yang merdeka, tetapi menjadi tidak demikian dikarenakan setiap aturan dan kasih bersyarat dari sang pencipta yang di gambarkan oleh masing-masing agama tersebut.

Bersyukur saya akhirnya menemukan DIA dengan Cinta yang tak bersyaratNYA itu.
DIA yang sebagai PAPA/ Ayah bagi kita anak-anakNYA.
Seorang ayah dimanapun.. di belahan dunia manapun takkan pernah bisa menolak kita saat paling dimana kita melakukan yang terburuk sekalipun.
Apalagi DIA yang memiliki Cinta tak bersyarat itu.
Ketika saya mengerti hal ini, itu mengubahkan segenap pola pikir, segenap aspek kehidupan saya.
Membuat saya merasa MERDEKA penuh atas hidup ini.
Dan yang terpenting membuat saya merasa tetap tenang dan mampu menerima setiap keadaan apapun yang terjadi di kehidupan yang saya lalui.

Ada suatu kisah seorang wanita cantik di Amerika Serikat, yang sangat cantik. Sebutlah namanya Viona.
Ia memiliki segalanya yang di perlukan seorang wanita dalam hidup ini,tapi pada suatu hari dia terkena kanker payudara.
Dimana singkat cerita ia kehilangan semuanya, tubuhnya yang tadinya sangat indah sekarang menjadi tak terurus, rambutnya mulai rontok, dia juga menjadi lumpuh dan harus tinggal di rumah sakit dengan kursi rodanya.
Wanita ini begitu kecewa, begitu marah kepada Tuhan.
Berkali kali ia menangis dan memaki-maki Tuhan, menyesali kehidupannya, menyesali semuanya. Baginya kehidupanya telah berakhir dan tak berguna lagi.
Tapi pada suatu malam yang tenang ketika wanita ini lelah dengan segala kekecewaan dan frustasinya, tiba-tiba sejenak terdengar suara begitu lembut di hati wanita ini :
“viona tak bisakah kamu tetap tinggal tenang dan merasa damai hanya dengan mengetahui bahwa kamu ini anakKU, AKU mencintaimu tanpa syarat viona”
Mendengar suara itu di batinnya viona pun menangis, tapi kali ini tangisnya berbeda..tangis penuh haru dan syukur.
Kini ia tau bahwa Tuhan menCintainya tanpa syarat, didalam kondisi apapun, seperti apapun, dan kapanpun..

kisah itu selalu saya ingat sampai saat ini..
kisah sederhana dengan kata-kata sederhana pula dari Tuhan, yang terkadang saya/kita tak mendengarnya atau mengacuhkannya.
Setelah hari itu saya menyadari bahwa DIA memiliki Cinta yang tak bersyarat sepanjang masa.
Kata-kata “tak bisakah kau tinggal tenang dan damai hanya dengan mengetahui bahwa kamu ini anak KU” membuat saya sadar seharusnya seperti itulah saya.
Tak perlu merasa kawatir akan keadaan,kondisi ataupun penerimaan yang banyak selama ini manusia cari.
Penerimaan adalah salah satu kebutuhan terbesar didalam hidup, maka tak heran manusia selalu berusaha kerasa untuk menampilkan sisi terbaiknya agar ia di terima oleh sesamanya entah itu pacar, entah itu keluarga, entah itu teman, atau bahkan TUHAN sekalipun.
Tapi tak sadarkah kita jika Tuhan tidak memerlukan itu semua, tak memerlukan usaha-usaha kita untuk kita semakin di terima dan di cintai olehNYA.
Karna sudah sedari awal dan mula bahwa tujuanNYA hanyalah satu yaitu untuk MenCintai kita tanpa syarat.
Dan seperti seorang Papa yang akan selalu menerima kita seapa adanya diri ini.
Yang akan selalu mempunyai satu tempat khusus untuk kita di hatiNYA, dan bilamana kita menghilang atau berada jauh dari tempat itu, IA akan sangat kehilangan dan mencari kita untuk bisa kembali lagi di tempat khusus di hatiNYA itu.

Tulisan ini hanyalah sekedar sharing saya kepada teman-teman, semoga selalu ada manfaatnya bagi kita semua.
Dan semoga Cinta yang tak bersyarat dariNYA selalu mengejar kita semua- menangkap kita dan memenjarakan kita didalamnya. Sehingga kita semua beroleh damai sejahtera dan ketenangan serta penerimaan diri yang utuh dihadapanNYA. –Amen.


Who are we? that YOU would be mindful of us
what do YOU see? that's worth looking our way
we are free in ways that we never should be..
sweet release from the grip of these chains.
Lord YOU know our hearts don't deserve YOUR glory.. but still YOU show a love we cannot afford..

- andreas -