Sunday, June 28, 2009

peduli !


Gilaaaa..betapa yang namanya kepedulian itu telah menjadi barang langka..
Dalam sebuah tayangan televise yang baru saya tonton tadi, digambarkan sebuah situasi dimana ada seorang anak kecil perempuan yang menjajakan sebuah lukisan hasil karya kakeknya. Ia melakukan hal tersebut dengan tujuan untuk mendapatkan uang yang akan di pakainya untuk membeli makanan hari itu bagi dirinya dan kakeknya.
Dari pagi ia menjajakan nya kepada siapapun yang ia temui di sepanjang jalan itu.
Tapi semua menolak dengan berbagai macam alasan; “saya gak punya uang de”, “lah ini aja saya juga sama-sama orang susah”, dan alasan-alasan lain nya lagi.
Terhitung sudah sekitar 115an orang yang ia coba tawarkan namun tetap nihil. Sampai waktu telah beranjak malam, tepatnya setelah magrib dan kehidupan malam telah baru saja akan dimulai.
Tak sengaja mata lelahnya nan penuh keputus asaan menatap salah seorang ibu penjual gorengan di pinggir jalan, dengan langkah-langkah yang membawa sisa harapan, maka anak itu bergegas menuju tempat dimana ibu itu berada. Sampai disitu ia langsung mencoba menawarkan kembali lukisan tersebut seperti yang sudah ia lakukan sepanjang hari kepada orang-orag yang lalu lalang di sepanjang jalan tersebut.
“bu tolong saya bu..mau tidak membeli lukisan ini,20 ribu saja untuk makan saya dan kakek saya” lalu ibu itu meminta anak tersebut untuk mengantarkan dirinya ke tempat dimana kakek nya berada.
Sesampai disitu hati ibu ini iba, teringatlah akan masa-masa sulit yang ia juga pernah alami dan lewati, saat dimana dirinya kesulitan untuk membeli susu anaknya yang masi kecil. Dan segera ia memberikan uang 20ribu untuk membeli lukisan anak itu.
Betapa sulitnya mencari orang yang peduli di tengah zaman yang penuh dengan kesulitan dan krisis seperti sekarang ini. Betapa mudah juga kita untuk berkata tidak kepada setiap permintaan tolong dari orang lain kepada kita. Betapa banyak dan mudah keluarnya alasan dari diri kita untuk menolak membantu sesama kita yang kesulitan, betapa otak dan hati kita saling sepakat untuk mengatakan bahwa itu adalah sebuah kewajaran ketika kita menolak membantu orang lain di saat kehidupan sulit juga menghimpit kita.
Yang kita pikir selalu diri kita, kehidupan kita, keuntungan kita, dan apapun juga selalu tentang diri sendiri. Padahal adalah sebuah hal klise bahwa tak ada seorangpun dari diri kita yang ingin dilahirkan dengan keadaan yang tidak enak , tak ada seorangpun yang mau jadi miskin dan menanggung begitu banyak beban dalam perjalanan hidup ini.
Semua bisa kita pilih dalam hidup ini..apapun juga.. tapi ada satu hal yang Tuhan tidak biarkan kita dapat memilihnya, yaitu kelahiran; kita tak pernah dapat memilih mau dimana kita di lahirkan, mau dalam keadaan seperti apa kita dilahirkan, mau dari rahim siapa kita dilahirkan.
Kenapa? Kenapa Tuhan buat seperti itu.. agar bagi setiap kita yang menyadari makna dari hal itu dapat tidak lagi berpikir bahwa IA tidak adil..
Dan berangkat dari pemikiran seperti itulah maka sudah merupakan menjadi suatu keharusan bagi kita semua untuk dapat memperlakukan sesama kita secara adil. Memandang mereka yang tidak seberuntung kita dengan pandangan bahwa sebagaimanapun juga kondisi yang ada pada orang-orang itu di hari ini merupakan tugas kita untuk merubahnya menjadi lebih layak, setidaknya dapat sama-sama menikmati apa yang dapat kita nikmati namun tidak dapat bahkan tidak pernah mereka nikmati.
So..marilah kita semua menjadi lebih peduli lagi terhadap orang-orang itu..orang-orang yang mungkin hanya kita temui di hari ini saja.

Bukankah itu menjadi sebuah keindahan ketika kita sadari bahwa terkadang kita hanya menemui sebuah situasi,sebuah kondisi,bahkan kadang seseorang yang hanya kita temui dalam hidup ini hanya di hari ini saja.
Mungkin perbuatan peduli kita hanyalah kita anggap itu hal kecil dan tak mampu merubah keadaan yang sepertinya sudah seperti itu adanya. Mungkin ya..betul.. tapi setidaknya kita sudah menjalani sisi manusia kita..manusia yang peduli pada sesamanya.

Kenapa? Supaya dunia ini Sembuh..

- an -

No comments:

Post a Comment