Wednesday, July 15, 2009

MU vs Indonesia (kebodohan yang menyenangkan) !?


ada sedikit terpikir suatu hal yang aneh ketika gw coba memikirkan satu ajang akbar tanggal 20 juli nanti. dimana akan di gelar suatu pertandingan sepakbola antara Manchester United vs Team Indonesia Allstar.
Manchester United atau biasa disingkat menjadi MU, merupakan salah satu klub sepakbola papan atas asal kota Manchester Inggris.
saya kira tak ada yang tak tahu nama MU ini, hampir semua dari kita tau- walaupun mungkin tidak tahu dengan detail, tapi minimal pasti pernah mendengar lah nama klub sepakbola Manchester United entah itu lewat media massa atau pun lewat kasak-kusuk kawan ketika mereka bicara tentang sepakbola.

nah tanggal 20 juli 2009 nanti, MU akan melawan Team indonesia all star.
ada yang getir ketika saya memikirkan hal ini.. betapa ini merupakan sebuah kekonyolan berbungkus komoditas dengan mengatas namakan untuk naiknya kehormatan bangsa di mata international.

aneh.. ! dimana anehnya? ya jelas aneh ! karena yang namanya Manchester United adalah sebuah klub, dan MU adalah klub yang berbasis di kota manchester. tapi mereka melawan sebuah Negara ( karena kita menggunakan nama Indonesia disitu).
memang.. tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap siapa itu MU dan Indonesia Negara saya, pertandingan tersebut memanglah sah-sah saja untuk digelar..
tapi ya janganlah mengatakan itu untuk sebuah usaha demi mengharumkan nama indonesia di mata dunia international, setidaknya untuk bidang olahraga.

tidaklah tepat jika alasan itu di gunakan disini, karena kenapa?
karena coba saja nanti setelah pertandingan usai, ya kalo team Indonesia menang tentu saja dada setiap orang indonesia bolehlah di busungkan dengan segagah-gagahnya.
walaupun jika team indonesia menang itu sudahlah seharusnya maklum jika kita pikirkan sebagai hal yang biasa saja.. lah.. wong namanya juga Negara melawan Klub Kota kok.. !!
tapi kalo kalah?? mau apa kita? apalagi yang musti di banggakan? dengan logika sederhana saja mendapati bahwa sebuah kota melawan sebuah negara, dan negara tersebut itu kalah telah akan menjadi sebuah hal yang sama sekali tidak bisa kita banggakan.
apakah kita bisa cukup bangga hanya dengan mendapati bahwa klub sebesar MU mau datang ke indonesia?? sama sekali tidak !
atau kita juga masi bisa dengan segala hormat menepuk dada kita dan mengatakan dengan lantang "ada Garuda di dadaku!"

tapi itulah yang di permainkan oleh segelintir orang untuk mendapatkan uang banyak dengan cara menggelar hiburan yang di labeli dengan merk "hiburan rakyat" dan juga dengan mengusung tema utama demi naiknya reputasi bangsa di mata dunia.
tapi herannya kita tak pernah sadar untuk hal-hal detail di balik apa yang di namakan katanya "hiburan rakyat untuk kehormatan bangsa" tersebut.

orang indonesia - rakyat indonesia senang.. MU yang selama ini aksinya cuma bisa di tonton lewat layar kaca televisi, mau datang dan dapat di saksikan dengan langsung di Senayan.
rakyat senang ada segelintir orang yang mau mensponsori kedatangan MU ke Senayan, yang padahal orang-orang tersebut hanya memikirkan pemasukan untuk kantong mereka sendiri.

tanpa sadar terkadang kita rakyat indonesia begitu mudah di "hibur" dengan hal-hal semacam itu, yang kalo kita mau teliti benar tak ada faedahnya bahkan untuk sekedar menaikan martabat bangsa ini sekalipun.
hiburan sesaat yang membuat semua terlena sejenak dari masi banyaknya hal yang perlu di benahi di rumah kita - Indonesia ini.
toh.. kalopun ada sebuah bentuk usaha untuk menaikan reputasi bangsa atau membuat nama Indonesia di hormati oleh dunia international, tak perlu hanya dengan cara-cara menggelar pertandingan konyol seperti itu.
begitu banyak contoh bentuk-bentuk usaha untuk menaikan martabat bangsa, lewat prestasi manusia-manusia nya di kancah international ataupun lewat pemerintahan yang berfungsi baik sebagai pengatur jalannya peri kehidupan di dalam negrinya, sehingga dengan demikian mata dunia dapat tertuju pada Indonesia sebagai sebuah model Bangsa dan Negara yang patut di segani dan di hormati oleh sesama bangsa-bangsa di dunia.

Soekarno pernah dengan berani mengatakan "walau sampai harus berdarah-darah sekalipun, kita (indonesia) harus tetap berdiri di atas kaki sendiri, di buminya sendiri"
bagi dia tak ada kisah manis bagi Negara-negara miskin seperti Indonesia yang membangun dengan modal dan bantuan asing. semua bentuk tetek bengek manajemen pembangunan yang diperbantukan dan arus teknologi modern yang di alihkan agar si miskin kaya dan mengejar Barat - hanyalah alat penghisap si miskin yang membuatnya semakin bodoh dan terbelakang.

walaupun konsep "berdiri diatas kaki sendiri" belumlah sampai di tujuan, tapi setidakanya memberikan kebanggaan pada eksistensi bangsa ! daripada hanya sekedar menjual hiburan palsu berlabelkan ("hiburan rakyat untuk reputasi bangsa") - kepada rakyat bangsanya sendiri untuk keuntungan segelintir orang saja.

geram rasanya mendapati ketidakadilan yang disadari oleh semua orang justru seperti sebuah keadilan untuk mereka.
terasa semakin benar adanya bahwa di negeri ini terdapat begitu banyak manusia tetap tertawa sekalipun mereka sedang terbodohi.

tak bermaksud menyerang ataupun tak menyetujui dengan adanya pertandingan MU dan Team Indonesia Allstar nanti.
tapi hanya sekedar berbagi pemikiran, untuk sama-sama kita mau mengerti sekiranya apa-apa saja kah itu yang benar-benar bemanfaat dan berguna bagi bangsa ini- bangsa kita- Indonesia.
di tengah-tengah situasi keadaan jaman di mana hampir sebagian besar rakyat indonesia tak merasa berbangga mendapati dirinya adalah bagian negri ini, yah..setidaknya jangalah kebanggaan itu semakin terkikis oleh adanya niatan sekelompok orang yang menjadikan sebuah hiburan rakyat palsu sebagai komoditas demi keuntungan mereka sendiri.

semoga di hari-hari yang selanjutnya.. kebodohan semacam ini tidak terlanjutkan di kehidupan bangsa Indonesia dalam pencarian tegaknya harkat martabat hidup manusia Indonesia.

cuap seribu janji seribu cerita

kotor di mata hati keriput derita

sudah jangan di tambah kami sudah muak

memang kau tak kenal siapa diriku

tapi wajahmu lekat

disetiap tembok harapan tiap sudut jalanan

janjimu terasa dekat..

kata cerita masuk telinga derita mereka cuma berita

ini negara bodoh yang sangat aku bela

layaknya kekasih yang tercinta

tiap jengkal aku mendaki terasa hampa

sebetulnya apa yang kita miliki? tak ada

kebanggaan terhadap diri sendiri? tidak juga

kepemilikan negara ini?

siapa yang kucacimaki?



negri ini dididik untuk bermimpi

negri ini terbiasa dibohongi

negri ini dihibur untuk ikut bernyanyi

tapi tetap miskin bodoh dan sombong

Saturday, July 4, 2009

Nommensen dan Pemilu 2009

Gak terasa..Cuma dalam hitungan hari lagi kita, bangsa ini, bangsa indonesia akan menjumpai hari dimana seluruh aktivitas bangsa ini terfokus dalam satu kegiatan yang di tujukan untuk memilih satu pasangan yang akan menempati kedudukan tertinggi dalam sistem pemerintahan kita. yaitu pemilihan presiden dan wakilnya masa bakti 2009-20014.

Dua orang yang akan paling memegang kendali mau kemana dan mau seperti apa bangsa ini dalam melangkahkan jejak catatan kehidupannya menuju masa yang di depan.

tentu sesuai dengan aturan yang ada, bahkan di bakukan dalam bentuk UU Pemilu, kita semua berhak untuk mengaspirasikan suara kita dalam menjatuhkan pilihan kepada siapa kita akan mempercayai kemudi laju bahtera bangsa dimana kita ikut berada di dalam nya.

Jalannya masa kampanye pun sudah kita nikmati selama beberapa waktu belakangan terakhir ini.

Kadang ada celaan dan sumpah serapah kita keluar spontan saat kita menyaksikan acara-acara yang menayangkan perdebatan para capres tersebut.

Ketidak setujuan yang hanya terpendam di benak kita saat merasa bahwa apa yang menjadi janji,visi,misi mereka tidaklah sesusai harapan kita..

Anggukan dan decak kagum juga terkadang kita berikan saat terpikir bahwa apa yang mereka (para capres) utarakan sesusai dengan apa yang menjadi mau kita..

Ataupun juga tawa terbahak-bahak membahana saat celetukan, tingkah polah para capres tersebut menyentuh sisi humor kita.

Macam-macam..aneka rupa apresiasi kita terhadap jalannya sebuah prosedur politik untuk pemilihan pemimpin negri yang sering di juruskan pada istilah pesta demokrasi.

Entah bagaimana sampai sejauh ini.. setelah semua apa yang saya saksikan,dengar dan lihat pada jalannya proses pemilu, tak satupun dari seluruh pasangan capres-cawapres yang ada menarik minat saya untuk memilihnya, bukan brarti saya adalah seorang warga Negara yang apatis ataupun karena prinsip-prinsip politik yang saya anut membuat saya merasa bahwa tak perlu untuk memilih satupun dari pasangan capres-cawapres tersebut.

Tidak.. bukan seperti itu ada nya yang membuat saya tak kunjung jatuh hati pada salah satu pasangan yang harus dipilih tersebut.

Tapi ada semacam keraguan menyelimuti alam pikiran ini, semacam rasa pesimistis apakah keadaan bangsa ini akan semakin membaik?

Membaik tidak hanya bagi segelintir orang atau kelompok saja..

Atau bagi satu dua orang yang menikmatinya dengan posisi dan kedudukan mereka.

Tapi membaik bagi keseluruhan rakyat,keseluruhan komponen bangsa.

Apakah setelah sekian banyak rupiah terhambur untuk penyelenggaraan keseluruhan proses pemilu ini sampai nanti puncak hari H nya untuk memilih pemimpin utama negri ini akan membawa kebaikan bersampulkan kesejahteraan melekat di pangkuan ibu pertiwi?

Masalahnya adalah seorang pemimpin yang bagaimana dan seperti apa sih yang harusnya memimpin negri ini?

Sejenak saya teringat hari dimana saya berdiri di depan sebuah batu nisan di sebuah bukit di kota Tarutung – Sumatera Utara.

Ya kira-kira hampir 8 tahun lalu di pertengahan 2001, saya berada di bukit itu memandangi sebuah batu nisan sederhana di atas kubur itu.

Adalah makam dari seorang Nommensen, seorang Jerman yang 17 tahun terakhir hidupnya ia habiskan di Tanah Batak bagi kemajuan masyarakat batak sendiri.

Siapa dia?saya tak kan banyak terlalu uraikan disini.

Tapi biarlah saya kutip salah satu pernyataan seorang tokoh Negara ini;

“Kalau dulu Apostel Nommensen tidak datang ke sini, mungkin kita orang Batak masih memakai cawat sampai sekarang,” kata TB Silalahi yang juga penasihat Presiden SBY itu, didampingi Bupati Tobasa Monang Sitorus dan wakilnya Mindo Siagian.
“Saya sampai dua minggu membaca buku-buku tentang sejarah Nommensen. Saya betul-betul mengaguminya. Bayangkan, 17 tahun dia di Tapanuli Utara, lalu dengan berjalan kaki, melalui hutan yang penuh binatang buas, datang ke daerah Toba. Kemudian dengan solu [sampan] dia menyeberang ke Pulau Samosir. Luar biasa.”


Kutipan diatas di ambil dari salah satu artikel sebuah surat kabar dan juga bataknews.blogspot.com

Saat itu 8 tahun lalu ketika saya berdiri di depan batu nisannya (Nommensen) ada sesuatu yang hangat mengalir jatuh dari kedua mata ini..Tak terasa saya menangis haru ketika pelupuk mata ini bertumbukan dengan sederet tulisan yang di pahat di nisan tersebut berdasarkan kata-kata sang tokoh yang terbaring abadi di bawah tanah diatas bukit Tarutung itu. Kata-kata sederhana tapi sangat mengguncang kesadaran nurani hati ini..

“biarlah hidup atau mati aku berada di tengah-tengah bangsa ini”

Demikianlah kata-kata sederhana yang bermakna dari seorang Jerman yang mungkin saja tak perlu bersusah payah datang ke Tanah batak untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi orang-orang disitu. Apa yang dia cari? Dengan semua keadaan Jerman yang jauh lebih baik dari pada negeri ini sudahlah cukup untuk menjadi sebuah alasan bagi seorang seperti Nommensen untuk tetap mencari kenyamanan di negrinya.

Tapi toh dia justru malah menunjukan hati seorang manusia yang menjalankan fungsi kemanusiaannya dengan tepat dan benar bagi kebaikan orang banyak, yang kalau mau dipikir secara untung dan rugi – apa untung bagi dirinya dengan datang ke negri ini.

Bagi orang Batak, Nommensen bukan cuma tokoh pembawa agama. Ia juga dikenal sebagai pembaharu yang membangun sektor pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Selama berada di Tanah Batak, Nommensen telah mendirikan 510 sekolah dengan murid 32.700 orang, antara lain di Balige, Tarutung, Siantar, Sidikalang, Samosir, dan Ambarita. Setiap mengunjungi desa-desa dia selalu membawa kotak obatnya, dan berusaha menyembuhkan penyakit warga.

Dari apa yang saya kisahkan diatas mengenai Nommensen, adalah sebuah perenungan bagi kita semua ketika kita memutuskan kepada siapa suara atas nama hak sebagai warga Negara ini kita berikan bagi capres atau calon pemimpin negri ini.

Bahwa siapapun dia yang maju mendekati kursi utama kekuasaan negri ini haruslah seorang calon pemimpin bangsa yang memiliki kata-kata “biarlah hidup atau mati aku berada di tengah-tengah bangsa ini dan bagi bangsa ini saja”

Seorang yang benar-benar men set up keseluruhan hati dan pikiran nya hanyalah bagi Negri Indonesia ini.

Bukan seorang yang hanya mengucap seribu janji, menebar pesona dengan perilaku bijak dan santun sesaat demi membius emosi sentimental rakyat, bukan pula seorang yang kepentingannya adalah demi partai nya atau kelompoknya.

Tapi seseorang yang mencintai negri ini dan menempatkan Persatuan, keadilan social, kemanusiaan yang adil dan beradab, permusyawaratan perwakilan dan kesejehateraan social bagi seluruh manusia di bentangan seluruh penjuru mata angin di Nusantara Indonesia ini

Seorang pemimpin dengan kekuasaan yang justru tidak mecintai kekuasaannya itu sendiri melainkan mencintai Tugas mulia yang ia emban dengan berpikir kebaikan yang menyeluruh bagi Negri ini.

Jadi siapapun yang anda pilih nanti,cermati dan amati..apakah ia seseorang yang memilik hati bagi bangsa ini, jika tidaklah anda temukan itu pada kesemua capres-cawapres yang ada tersebut, maka adalah sesuatu yang lebih tepat jika kita tak memlilihnya sama sekali.

Ketimbang menaruh nasib bangsa ini lewat ajang tebak-tebakan berbungkus kira-kira.

Sesuatu yang perlu kita tau bahwa ini adalah bukan perjudian dengan secoret tinta hitam sebagai taruhan kita. masa depan bangsa ini tak pernah dapat di tentukan dengan sebuah perjudian.

Saya tak sarankan untuk kita semua tak melakukan pemilihan….sekali lagi tidak,

Tapi hanya sekedar mengingatkan bahwa sebagai warga Negara yang turut serta menentukan jalannya peri kehidupan bangsa ini.. hendaklah kita semua dapat menyikapi dengan bijak,cerdas dan tau benar apa yang sedang kita lakukan sekalipun termasuk dalam memilih seorang pemimpin Negara.

Kalopun tak di hari ini kita dapat jumpai seorang pemimpin yang mampu berkata : “biarlah hidup atau mati ku hanyalah untuk bangsa ini” semoga harapan dan doa kita semua suatu hari kelak terdengar oleh generasi yang melanjutkan apa yang harus di lanjutkan demi sesuatu yang lebih baik dan itu untuk rakyat Indonesia.

andreas vic - jakarta- menjelang pemilu 2009

Wednesday, July 1, 2009

tentang cerita teman


moga semuanya baek-baek aja dan gak terjadi seperti yang di cemaskan. itu yang jadi harapan gw.

kaget juga sih dengerin penuturan lo tentang apa yang terjadi dengan adik lo.
sekaligus geram dengan yang namanya narkoba. kayaknya bakal akan terus n terus ada setiap hari yang namanya korban dari bubuk bius sesat sesaat tersebut.
balik lagi ke soal diri lo, bener dah.. gw tuh beruntung punya temen kayak lo di kampus.
gak pernah usil dengan siapa gw n bagaimana gw, tapi bukan brarti lo gak peduli sama gw.
bentuk kepedulian lo buat gw emang sih cuma kecil aja tapi kadang datang nya selalu tepat dengan kondisi sulit yang gw alami hehehe..
thank u ya buat boncengan yang selalu tawarin buat gw seusai kelas.
walopun cuma deket aja dari pasar minggu menuju lebak bulus, tapi setidaknya gw bisa berhemat 2000rupiah tiap harinya hehehe.

kadang di sela-sela perjalanan singkat di atas dua roda tersebut seringkali curhat-curhat an lo meluncur berisik beradu dengan deru angin dan suara knalpot metromini.
mengkisahkan sedikit penggalan-penggalan cerita hidup lo yang tadinya gw pikir lurus-lurus aja, tapi kenyataannya selama ini lo ternyata bisa banyak nampung keluh yang gak terucap itu.

awalnya cuma jadi uap selintas lalu di telinga gw, seperti terpaan angin di wajah ini tiap kali duduk manis di jok belakang sepeda motor lo.
tapi lama kelamaan ada sebuah cerita yang ternyata gw sadari selalu terulang tertangkap di gendang telinga ini.
"gw tuh ga punya temen stv.. bayangin udah segede gini gw tuh cuma punya temen lo sama si fahmi doank, cuma kan lo tau sendiri kalo si fahmi tuh lebih banyak cengengesan nya kalo gw lagi cerita ma dia"

laahh..masi mending pahmi kali, di banding gw yang kalo tiap kali dengerin cerita lo cuma jadi sepintas lalu doank (isi hati gw berbisik).

"truss, kok bisa sih lo ngerasa gitu?gak punya temen sama sekali selain gw n fahmi?"

"ya gak tauu.. kerasanya gitu aja, gw gak penah deket ma sapa-sapa"

jadi tersentuh hati ini mendengar tuturan polos lo kawan..
sekaligus bercampur dengan rasa sesal karena mendapati diri ini seharusnya tidaklah pantas untuk menjadi salah satu temen yang lo pilih untuk masuk dalam daftar teman yang pantas buat selalu lo simpen.
"adik gw kena HIV stv ! gw yakin banget walopun blum bawa dia cek di dokter, tapi dari gelaja n tanda-tanda nya mengindikasikan kesitu"
"gw sedih bgt stv.. gw sayang banget ma adik gw itu"

gettin' shock gw mendengar berita yang lo sampein lewat sambungan telepon tadi, apalagi gw bisa mendengar getaran suara lo nahan tangis waktu lo critain itu ke gw.
emang sih gw ga kenal adek lo.. cuma pernah beberapa kali aja bertegur sapa dengannya.
gw tau setiap kata penghiburan gw buat lo tadi itu gak bawa efek apapun untuk rasa sedih lo atas apa yang terjadi.

lo cuma mau di dengerin, lo cuma butuh gw dengerin apa yang membuat lo sampe begitu terhempas ke dalam lubang kesedihan.

karena buat lo cuma gw yang menjadi temen buat lo..
temen yang dodol.. yang kadang malah gak pernah inget lo sama sekali..
temen yang selalu lo cari seusai kelas buat lo boncengin sampe lebak bulus.
malem ini gw berdoa apapun yang terjadi lo bisa tetap tegar !

apa yang terjadi kadang gak mau kompromi dengan harapan yang kita kandung dalam hayat, tapi bolehlah kita tetap tak membiarkan harapan itu terhempas deru kencang laju angin putus asa.