Tuesday, June 30, 2009

tak ada pekerjaan yang besar tanpa pekerjaan yang kecil


Sambil nungguin jarum jam beralih ke angka 01.30 dimana final champion 08/09 di gelar di atas karpet hijau nun jauh di Roma sana. Sambil nge genjreng-genjreng gitar dan mencoba menyanyikan beberapa lagu dengan suara ku yang seperti kaleng jatoh ini. Gw jadi teringat celetukan temen ku siang tadi..

Kebetulan dia baru saja menginjakan kakinya kembali ke ibukota yang bukan ibudesa ini. apa lagi ibutiri.
Darimana dia?dari kebumen?dimana tuh? Liat peta aja deh ya ! ngapain dia kesana selama beberapa hari ini? yah ga tau juga..karna temen ku yang satu ini masuk dalam jajaran nominasi penerima piala *kesanakesinikesitu* -- dia selalu pergi kemana aja dia mau, jadi terkadang terasa gak perlu untuk ku menanyakan sebuah alasan kenapa dia harus pergi ke kesana,kesitu dan kesini. Terkadang tanpa di tanya pun, tiap kali ketemu, dia dengan selembar senyum gak jelasnya itu pasti akan langsung menceritakan “apa-apa saja” yang ada di balik otaknya untuk di semburkan ke udara lewat barisan kalimat panjang.
Udara panas menyengat seluruh semangat ku di siang hari tadi, seolah-olah telah lepas dan terbang jauh meninggalkan tubuh ini dalam kelesuan semu.
Celoteh dia tentang segala sesuatu yang dia liat di Kebumen tak ku hiraukan sampe pada saat cerita tentang kayu jati dan sawah mulai mengganggu kelesuanku tadi.
“sawah ladang disana banyak yang terbengkalai stev.. dibiarin gitu aja, malah tumbuh jati.. jati kan enak ga perlu di apa-apain..cuma di tungguin aja sampe tua” begitu dia menyampaikan sesuatu yang selanjutnya menjadi sebuah laying-layang kecil yang nyangkut di tiang pikiran ini.
“loh terus gimana dunk?” tanyaku, “gmn apanya stev?” hOH.. ‘iya juga sih ya..gmn apanya’ benar-benar pertanyaan gak bermutu yang barusan kutanyakan padanya.
Cepat-cepat kutukar dengan pertanyaan lain, “truss..jadi ga ada yang ngurusin donk tuh sawah?”
“ada yang ter urus ada yang gak lah” jawabnya yang langsung lagi di sambung dengan penuturan tentang pertemuannya dengan seorang bapak petani disana. “stev lo tau gak,waktu gw ngobrol ma bapak2 disana yang petani, tu bapak bilang gini : anak muda sekarang gak ada lagi yang mau jadi petani,udah gak ada yang mau jadi petani!”

Ohh..jadi itu dia kenapa tu sawah banyak gak terurus lagi..
Waahhhh..serem juga kalo gitu !! lah kalo gak ada lagi yang mau jadi petani trus sapa yang mau nanam padi donk?kalo gak ada padi ya brarti gak ada beras, gak ada nasi! Mau makan apa kita? ganti pake kentang aja kayak orang bule?atau ganti pake sagu aja?atau singkong aja?? Biar kayak zaman jepang!
Ya bisa aja sih impor beras dari luar negri, tapi gak malu-maluin tuh?secara negri kita terkenal di masa lampau dengan swasembada pangannya – beras. Trus kejayaan itu terkikis roda zaman dan sekarang menjadi bangsa spesialisasi pengimpor.. udah ngimport teknologi, ngimport SDM, ngimport barang-barang, sekarang udah terjerumus pula ngimport beras.. jangan-jangan nanti presiden nya kita import juga !

Jangan donk..!! tanah kita masi luas, tanah yang subur pula,masi banyak yang bisa di tanamin padi. Moso iya kita harus jadi bangsa pengimport segala-galanya bahkan meng import sesuatu yang dahulunya menjadi trademark dari indahnya kisah kejayaan masa lampau tanah ini !?
Lahh trus gimana? Kecewa? Iya juga sih aku kecewa..
Kecewa karna sekarang hampir seluruh alam pemikiran generasi ini yang menikmati apa yang terwarisi oleh yang berlalu di masa lampau tanah negri ini hanyalah sebuah alam pemikiran yang sempit di himpit bau palsu modernisasi.
Orang sekarang cuma tau.. yang namanya kerjaan yang bonafid yang keren ya kerja kantor, dagang, kerja yang bersentuhan dengan komputer, accounting (ngitungin duid orang) , bisnis ini – bisnis itu.
Begitu banyak pemuda desa yang karena terjebak dengan silau kerennya dandanan molek ibukota, lalu beranjak dari hijau berseri desanya untuk menggapai lampu-lampu pemancar kepuasan sementara yang tak lama kemudian padam kembali dan menghepaskan mereka kepada ketiadaan.
Tanpa sengaja terkadang semua dari kita telah menciptakan sebuah ilusi semu tentang apa “yang keren” dalam hidup ini.
Kita mentransferkan segala sesuatu yang kita pikir itu kesuksesan kepada mereka yang sesungguhnya memiliki apa yang dapat menjadi sukses dengan wujud keasrian yang telah mereka miliki.
Begitu ngotot kita pertahankan bahwa kehidupan energik cosmopolitan adalah segala-galanya yang harus di raih oleh mereka yang lugu dan terberai di hijaunya alam nusantara negri ini.

Cobalah tuk sejenak menyadari bahwa tak ada pekerjaan yang kecil atau pekerjaan yang besar. Semua pekerjaan itu penting dan diperlukan bagi kesempurnaan perjalanan hidup apa yang dinamakan masyarakat. Keberlangsungan semua proses menjadi lengkap jika kita mengerti bahwa setiap elemen pembentuknya mengalir,bergerak pada kesesuaian yang seharusnya.
Orang yang kerja di gedung-gedung megah pencakar langit tak akan sempurna menyelesaikan pekerjaannya tanpa ada OB(office boy)/cleaning service yang membersihkan kantor mereka agar nyaman dan bersih.
Seorang bos besar pemilik puluhan perusahaan gak akan dapat mondar-mandir kesana kemari tanpa makanan yang di buat pekerja restoran untuk berada di perutnya,sehingga dia dapat mempunya energi.
Seorang foto model gak akan terlihat menawan tanpa ada yang meriasnya.
Seorang penyanyi gak akan bisa memasarkan lagunya tanpa sebelumnya ada orang yang merekamnya.
Atau bahkan ibukota ini akan penuh dengan sampah dari kegiatan produktif kita sehari-hari jika tak ada pemulung dan petugas kebersihan.
Dan mungkin kita semua suatu saat akan merindukan untuk dapat menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut, jika semua orang di desa sana tak ada lagi yang mau jadi petani !

semoga dari hari ini sampai ke hari depan negri kita tak pernah kehabisan pak petani yang akan menggarap tanah indonesia.

Sekecil apapun pekerjaan seseorang..
Tak se keren apa yang kita pikirkan pekerjaan orang tersebut..
Tak sehebat yang kita sangka pekerjaan orang itu.
Tetaplah sebuah pekerjaan yang membuat warna-warni hidup ini menjadi terasa lengkap dan sempurnanya PekerjaanNYA menciptakan semua apa yang kita kerjakan di hari ini.

2009 - jakarta

No comments:

Post a Comment